Bermula embargo AS terhadap Pakistan terkait dengan isu Nuklir
Pakistan. Hal ini membuat pembelian F-16 Pakistan tersebut dibatalkan
dan pesawat yang terlanjur sudah selesai tersebut rencananya akan di
jual ke Negara lain.
Indonesia yang ketika itu ingin meningkatkan kemampuan Angkatan
Udaranya, berminat membeli pesawat baru yang tidakjadi dijual ke
Pakistan. Kongres AS kemudian menyetujui untuk mengalihkannya ke
Indonesia dan kontraknya di tanda tangani pada Maret 1996. Karena
sorotan dan tudingan AS terhadap Indonesia mengenai permasalahan HAM di
Indonesia, Presiden Indonesia Soeharto akhirnya membatalkan pembelian
pesawat F-16 tersebut.
Indonesia melakukan langkah baru dengan mencoba berpaling ke Rusia,
Rusia menyambut dengan menawarkan pesawat khusus untuk Indonesia
Su-30KI. Pada tahun 1996 Indonesia melakukan pemesanan 12 Sukhoi KI
(Su-30KI). Sukhoi KI ini merupakan satu-satunya Su-30 yang berkursi
tunggal. Ketertarikan Indonesia terhadap pesawat Sukhoi ini dikarenakan
Indonesia sudah melihat kehebatan pesawat ini ketika Sukhoi tampil di
ajang Indonesia Air Show pada Juni 1996.
Indonesia sangat berharap pembelian Sukhoi ini akan menaikkan martabat
Indonesia di mata dunia. Namun, pembelian Sukhoi ini tidak bisa lepas
dari tekanan Amerika dan sekutunya yang tidak ingin Indonesia berhasil
memiliki Sukhoi. Hal ini bisa dipahami, karena pembelian Sukhoi akan
mendekatkan Indonesia ke Rusia seperti ketika jaman pemerintahan
Presiden Soekarno yang membuat Indonesia begitu di takuti oleh Amerika
dan sekutunya.
Entah ada kaitan langsung atau tidak, krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada 1998 memaksa Indonesia membatalkan pembelian Sukhoi dari
Rusia ini. Gagalnya pembelian ini membuat kekuatan Angakatan Udara
Indonesia mengalami stagnasi dan semakin parah ketika tahun 1999 sampai
dengan 2005, Amerika dan sekutunya memberlakukan Embargo Militer
terhadap Indonesia.
Batch Pertama di Era Presiden Megawati Sukarno Putri
Embargo militer yang dilakukan AS sejak tahun 1999 kepada Indonesia
benar-benar telah melemahkan dan bahkan hampir melumpuhkan militer
Indonesia terutama Angkatan Udara Indonesia. Embargo tersebut
menyebabkan kelangkaan suku-cadang yang sangat berpengaruh terhadap
kesiapan operasional alutsita nasional. Saat itu, hampir keseluruhan
F-16, F-5 dan Hawk-109/209 kita terpaksa di- grounded karena sulitnya
suku-cadang akibat embargo AS dan sekutunya. Hal inilah yang kemudian
mendorong kita untuk berpaling ke produk-produk buatan Timur (Rusia,
China), sebagai salah satu cara untuk meminimalkan ketergantungan akan
produk-produk Barat yang sarat dengan kepentingan politik negara
penjual.
Kontrak pembelian pesawat Sukhoi ini akhirnya ditanda tangani pada tahun
2003 pada masa pemerintahan Persiden Megawati Sukarno Putri. Namun,
kontrak pembelian Sukhoi ini mengalami banyak penolakan dari berbagai
pihak di Indonesia sendiri, termasuk kalangan Legaslatif. Sampai pernah
kita mendengar istilah Sukhoi Gate yang berencana mengusik kontrak
pembelianSukhoi ini. Entah apa yang menjadi dasarnya, namun tidak
menutup kemungkinan ada pihak-pihak asing yang menekan untuk
menggagalkan kembali pembelian Sukhoi ini, agar Indonesia tidak mendekat
ke Rusia dan terus berada di bawah kendali Amerika dan Sekutunya.
Akhirnya, Indonesia berhasil membeli 4 pesawat jet bermesin ganda Sukhoi
dari Rusia senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. 4 pesawat ini
terdiri dari 2 Su-27 SK (kursi tunggal) dan2 Su-30MK (kursi ganda).
Hadirnya Sukhoi ini setidaknya telah menaikkan kekuatan Angkatan Udara
Indonesia walapun belum dilengkapi senjata yang lengkap.
Pertahanan dirgantara Indonesia tahun 2003 akhirnya dilengkapi dua
pesawat Sukhoi Su-27 tipe SK Upgrade yang tiba di Lapangan Udara
Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, Rabu (27/8) pagi. Dalam waktu tiga pekan,
dua kendaraan tempur itu siap diuji coba pilot dari pabrik asalnya,
Rusia. Sebanyak enam pilot TNI Angkatan Udara juga segera datang dari
Moskow setelah dilatih menerbangkan Su-27 selama dua bulan. Paket Sukhoi
pun akan dilengkapi dua Su-30 yang bakal datang dari Rusia sekitar
sepekan kemudian, yang rencananya disusul kemudian dua helikopter Mi-35,
September mendatang.
Batch Kedua di Era Presiden Susilo Bambang Yudoyono
Proses pembelian Sukhoi Batch Pertama yang mengandung bayak sekali
kontroversi awalnya, banyak disebabkan keraguan dari berbagai pihak akan
kemampuan pesawat Sukhoi itu sendiri. Namun setelah Indonesia
mengopreasikan 4 Su-27/30, keraguan akan kemampuan Sukhoi ini menjadi
sirna. Malah menjadi terbalik, semakin banyak pihak-pihak terkait yang
mendorong agar Indonesia kembali membeli Sukhoi untuk melengkapi Sukhoi
yang sudah ada.
Keinginan ini semakin menguat ketika Malaysia melakukan klaimsepihak
terhadap wilayah Indonesia yaitu perairan Ambalat yang kaya minyak pada
tahun 2005. Klaim ini dijawab Indonesiadengan melakukan Modernisasi
Militer Indonesia termasuk Angkatan Udara agar Malaysia tidak lagi
memandang Indonesia dengan sebelah mata. Akhirnya Indonesia
menandatangani kontrak pembelian 6 Sukhoi. Pada acara MAKS 2007 di
Moskow Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak unruk pembelian 3 unit
Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 300 juta dolar AS.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat mengungkapkan,
tiga unit pesawat jet tempur Sukhoi yang dipesan dari Rusia, akan tiba
di Tanah Air awal September 2010.
"Jadwal tersebut lebih cepat dari semula 11 September 2010. Namun,
datangnya bertahap tidak sekaligus," katanya, ketika dikonfirmasi di
Jakarta, Kamis (12/8/10).
Marsekal Imam Sufaat mengatakan, dari tiga unit pesawat Sukhoi Su-27SKM
itu dua diantaranya tiba pada awal September,dan satu unit lagi tiba
pada minggu ketiga di bulan yang sama."Pesawat akan dikirim langsung ke
Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin (Makassar, red) untuk dirakit dan uji
terbang," ungkap Imam.
Dengan begitu, lanjut dia, tujuh pesawat Sukhoi yang baru diharapkan
siap untuk tampil pada peringatan HUT ke-65 TNI pada 5 Oktober mendatang
dalam formasi terbang lintas.
Sejak 2003, Indonesia telah memiliki empat pesawat tempur Sukhoi yang
diadakan dari Rusia, yaitu jenis Su-30MK dan Su-27SK, masing-masing dua
unit. Indonesia kemudian membelienam pesawat Sukhoi lagi pada 2007
senilai sekitar US$ 300 juta atau senilai Rp 2,85 triliun.
Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2
dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada
Desember 2008 dan Januari 2009.
"Tiga lagi, ya kita harapkan tiba sesuai jadwal yakni September 2010," demikian KSAU.
Pada pembelian Batch kedua ini kita menemukan banyak misteri dibaliknya.
Salah satunya adalah ketika penerimaan pertama 3 Su-30MK2 di Makasar. 2
Su-30MK2 yang baru tiba di Makasar, sedang dalam tahap uji terbang, dan
ketika sedang terbang, pesawat tersebut di Lock oleh pesawat musuh yang
tidak dikenal. Kejadian ini sangat menghebohkan dunia militer
Indonesia. Kita bisa melihat, bahwa ada pihak-pihak tertentu didunia ini
yang tidak senang dari kehadiran Sukhoi di langit Indonesia. Wujud dari
ketidaksenangan mereka, mungkin susah untuk disampaikan secara terbuka
karena akan dianggap sebagai campur tangan terhadap kedaulatan
Indonesia, sehingga mereka melakukannya dengan cara yang sedikit
‘kasar’, yaitu me-"Lock" Sukhoi tersebut.
Tidak hanya itu, ketika pengiriman tahap kedua yaitu 3 Su-27SKM ada juga
kejadian yang sangat mengejutkan yaitu tewasnya 3 orang ahli teknisi
Sukhoi yang turut mendampingi kedatangan Sukhoi ini ke Indonesia.
Tewasnya ketika teknisi ini menandakan ada sesuatu yang tidak beres dan
Indonesia akhirnya memberitakan bahwa kematian teknisi itu karena
mengamsumsi alkohol yang berlebihan.
Batch Ketiga di Era Presiden Susilo Bambang Yudoyono
Air refueling Su-30 MK2 TNI Saat ini Indonesia sudah memiliki 10
SU-27/30 sebagai penjaga kedaulatan Indonesia. Namun jumlah ini masih
belum bisa melengkapi satu skuadron. Untuk itu, Indonesia kembali
melakukan pembelian 6 Su-30MK2 untuk melengkapi Sukhoi Indonesia menjadi
satu skuadron penuh yaitu 16 Su-27/30. Kontrak pembelian ini sudah
ditandatangani beberapa waktu lalu. Pesawat ini diharapkan hadir di
Indonesia sebelum Tahun 2014.
Namun, pembelian tahap ketiga inipun tidaklah terlepas dari Kontroversi.
Banyak sekali pihak yang mempertanyakan pembelian ini. Bahkan ada
tuduhan pembelian ini mengalami Mark Up harga dan terindikasi korupsi.
Namun, Kementerian Pertahanan telah membantah keras tuduhan ini.
Menurut Marsekal Imam Sufaat, "Pada 2011 juga sudah dipersiapkan
tambahan enam unit Sukhoi lengkap dengan persenjataannya untuk
melengkapi jumlah yang ada sekarang sebanyak 10 unit," tuturnya. Seluruh
Sukhoi yang bisa bermanuver sangat mengerikan itu --salah satunya
Pugachev's Cobra --
Opsi menambah dan memperkuat arsenal udara dari keluarga Sukhoi
mengental terus. Setelah lengkap berjumlah satu skuadron (16 unit), akan
terus ditambah minimal sampai berjumlah 32 unit dari jenis Su-27 dan
Su-30.
"Bahkan petinggi TNI-AU sangat berminat dengan Sukhoi Su-35 BM minimal
satu skuadron. Untuk memenuhi kriteria kesiapan tempur minimum sampai
2014, TNI-AU memerlukan minimal 10 skuadron tempur," kata Sufaat.
Su-35 BM merupakan tipe terkini Sukhoi sebelum keluar PAK-50 yang
diketahui mampu meladeni F-22 Raptor-nya Amerika Serikat dengan segala
kecanggihannya.
"Dengan keterbatasan alutsista yang ada kami harus mengelolasumber daya
secara maksimal dengan disiplin yang kuat, serta memiliki komitmen untuk
kemajuan TNI AU agar menjadi The First Class Air Force ," ujarnya.
Selain itu, TNI AU akan meningkatkan solidaritas sesama anggota Angkatan
Udara, TNI, dan Polri dalam menjaga keutuhan negara. Imam juga
menambahkan, akan mewujudkan upaya keselamatan terbang dan kerja dalam
rangka terciptanya zero accident .
Sukhoi Su-27 SK (Versi Ekspor Su-27 S)
Tercatat selain Rusia, Sukhoi seri 27 ini digunakan pula oleh negara
Aljazair, Angola, Belarusia, Cina, Eritrea, Ethiopia, Indonesia,
Kazakhstan, Amerika Serikat, Ukraina, Uzbekistan, Vietnam.
Walaupun Su-27 dianggap memiliki kelincahan yang mengagumkan, pesawat
ini belum banyak dipakai pada petempuran yang sebenarnya. Pemakaian
pesawat ini yang patut disebut adalah pada Perang Ethiopia-Eritrea,
dimana pesawat-pesawat Sukhoi Su-27A Ethiopia dipakai untuk melindungi
pesawat pengebom MiG-21 dan MiG-23. Pada perangitu, pesawat-pesawat
Su-27 tersebut berhasil menghancurkan empat MiG-29 Eritrea. Salah satu
pilot yang berhasil menembak jatuh lawan adalah Aster Tolossa, yang
menjadi wanita Afrika pertama yang memenangi sebuah pertempuran udara.
Pilot : 1 orang
Panjang : 21,94 meter
Lebar : 14,7 meter
Tinggi : 5,93 meter
Mesin : 2 lyulka Engine Design Bureau (NPO Saturn) AL-31F, masing-masing seberat 12.550 kg
Kecepatan maksimal : 1.350 kph
Kecepatan jelajah : 1.350 kph
Berat : 22.500-30.000 kg (kosong 16.000 kg)
Batas ketinggian : 18.000 meter
Daya Jelajah : 4..000 km (2.287 mil), 1.400 km (851 mil)
Manuver vertical : 19.800 meter per menit (300 meter/detik)
Kapasitas bahan bakar : 6.350 kg
Sensor Radar : Flash Dance Radar, Infrared Search and Track (IRST), TV
Sensor, Radar Warning Receiver (RWR), Ballistic Bombsight.
Sistem pengisian bahan bakar : darat (non reinjeksi)
Sukhoi Su-30 MK (Versi ekspor produksi 1983)
Pilot : 2 orang Panjang : 21,94 meter
Lebar : 14,7 meter
Tinggi : 6,36 meter
Kecepatan maksimal : 2.125 kph
Berat : 26.000-34.000 kg
Batas ketinggian : 17.500 meter
Daya Jelajah : 3.000 km (1.846 mil), 5.400 km (3.231 mil)
Amunisi : 1 meriam 30 mm GSh-30-1, 8.000 kg misil dan bom
Soket Rudal : 12 katup (dapat ditingkatkan 14)
Misil : misil jarak jauh Kh-59 M, misil anti radiasi Kh-31P, misil udara ke permukaan Kh-29T
Sistem pengisian bahan bakar : darat/udara (reinjesi)
semoga kedepannya tni dapat memiliki sukhi su-35BM amin!!!!!, MERDEKA!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar