Pelajaran berharga dari war games ini tentu saja akan menjadi dokumen
militer yang bernilai tinggi bagi semua negara peserta karena yang
bertarung adalah teknologi tempur udara terkini buatan Rusia dan Barat.
Pilot TNI AU diyakini bisa memetik ruang pengalaman tempur yang lebih
cemerlang karena menghadapi lawan dari berbagai jenis jet tempur seperti
F15 SG dan F16CD dari Singapura, F18 Super Hornet Australia , F18
Hornet AS dan F16 AB Thailand. Meskipun sifatnya latihan gabungan
namun dalam urusan “jurus silat” dan kemampuan dalam teknologi tempurnya
tidak harus dikeluarkan seluruhnya. Karena bisa dipastikan selalu ada
upaya intelijen militer untuk mengetahui jeroan teknologi dan
persenjataan serta kelemahan jet fighter yang berpartisipasi dalam event
ini.
Meski bukan yang pertama pertarungan Sukhoi dengan F15 SG, F16, F18
Hornet dan Super Hornet tetap merupakan kajian yang menarik karena
Flanker (sebutan Barat untuk Sukhoi) merupakan jet tempur penuh misteri
yang disegani negara-negara Barat. Sekedar catatan Sukhoi India pernah
mengikuti latihan gabungan angkatan udara Red Flag di Nellis AFB Nevada
AS tahun 2008. Kurikulum latihan pada Red Flag menjadi acuan dalam
latihan gabungan angkatan udara Pitch Black 2012 yaitu air lift, air to
air combat, surface attack, deep interdiction, close air support,
airborne early warning and control, air to air refuelling, tactical air
transport.
Biasanya tim dibagi menjadi dua dengan berbagai jenis jet fighter
berbagai negara peserta. Dari semua jenis latihan itu tentu “mata
pelajaran” pertempuran udara merupakan ujian paling bergengsi, paling
mendebarkan sekaligus membanggakan. Kemampuan teknologi radar sebuah
jet tempur dalam mendeteksi dan mencium pergerakan jet tempur lawan dan
kemampuan pilotnya bermanuver menjadi kunci kemenangan dalam
memperebutkan superioritas udara. Tetapi dalam banyak event latihan
gabungan justru kemampuan radar ini dimatikan karena khawatir dijamming
atau dikunci oleh pesawat “tidak dikenal” yang biasanya selalu mengintip
dan mengamati latihan ini.
4 Sukhoi TNI AU dikawal 2 Hornet RAAF diatas Darwin |
Seperti diketahui Australia juga
menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang
dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi
pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia
komunikasi anti sadap. Pesawat
ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe
electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300
mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan
memaksimalkan kemampuan teknologi intip mengintipnya pada latihan
gabungan angkatan udara 6 negara ini.
Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap
superioritas udara dengan jelajah jarak jauh. Selain keunggulan udara
jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan
terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar.
Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di Rusia sangat
menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active
radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P,
KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM
dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara
sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh.
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu
mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan.
Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction
Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display). Sistem navigasi
terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga
dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan
tembakan rudal anti radiasi KH-31P. Penggunaan IRST (Infrared Search
and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah
tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30
MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan
segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong
sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke
darat, roket dan bom. Selain kemampuan serang darat yang dimiliki
Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM
memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot.
Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot
TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura
dan Super Hornet Australia.
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan
betapa bergengsinya pitch black ini. Selain jet tempur Australia
menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C.
Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream
G550 sementar Indonesia mengirim 2 Hercules. Diantara semua negara
peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya karena
seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur. Mereka hanya
mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat. Dan
ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang
sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antar negara diharapkan mampu memberikan kualitas
pengalaman bagi personil militer masing-masing negara terutama dalam
mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan.
Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu disamping
menjalani diplomasi militer tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar