KRI Mandau (621) |
KRI Mandau (621) merupakan kapal patroli
cepat berpeluru kendali milik TNI AL. KRI kelas Mandau ini berperan
sebagai kapal patroli utama TNI AL dalam menjaga dan mempertahankan
keutuhan NKRI.
KRI kelas Mandau dibuat oleh perusahaan
galangan kapal asal Korea Selatan, Tacoma SY, Masan pada 1979. Beberapa
variant dari kapal kelas ini diantaranya : KRI Rencong (622) dibuat pada
1979, KRI Badik (623) dibuat pada 1980, dan KRI Keris (624) dibuat pada
1980.
KRI Mandau diawaki oleh 43 orang anak
buah kapal termasuk komandan kapal. KRI Mandau tidak dilengkapi untuk
pertempuran anti kapal selam (ASW) dan juga tidak dilengkapi dengan
sonar pendeteksi bawah laut.
Namun untuk pertempuran permukaan
persenjataan yang dimilikinya lumayan lengkap. Awalnya KRI Mandau
dilengkapi dengan rudal permukaan Exocet MM-38 dengan jarak jangkau
42km. Semenjak ada kerjasama alih teknologi dengan China, Exocet mulai
diganti dengan rudal C-802 buatan SACCADE.
⚓ Spesifikasi :
Panjang : 53.58 meter.
Lebar : 1.63 meter.
Jelajah tempur 41NM (Nautikal Miles).
Bobot penuh : 290 ton.
Bobot kosong : 255 ton.
Sensor dan Radar :
Radar MR-302/Strut Curve
Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob
Tenaga Penggerak :
Kapal ini digerakan oleh 2 buah mesin diesel dan sebuah mesin turbin. Mesin Diesel digunakan saat kecepatan rendah atau menghemat BBM sedangkan mesin turbin digunakan bila kapal ingin mencapai kecepatan maksimal dengan konsekuensi bahan bakar menjadi lebih boros.
(2 M504 Diesel, 1425 hp, melalui 2 shaft ke 2 propeler ,dan 1 turbin GE LM 1500)
Radar MR-302/Strut Curve
Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob
Tenaga Penggerak :
Kapal ini digerakan oleh 2 buah mesin diesel dan sebuah mesin turbin. Mesin Diesel digunakan saat kecepatan rendah atau menghemat BBM sedangkan mesin turbin digunakan bila kapal ingin mencapai kecepatan maksimal dengan konsekuensi bahan bakar menjadi lebih boros.
(2 M504 Diesel, 1425 hp, melalui 2 shaft ke 2 propeler ,dan 1 turbin GE LM 1500)
♆ Persenjataan umum Mandau Class :
• Rudal Permukaan-ke-Permukaan Aerospatiale MM-38 Exocet : 4 pucuk (2 x 2).
Jangkauan maksimum 42 km (23 mil laut)
dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 165 kg, berpemandu active radar
homing, bersifat jelajah inersia, sea-skimmer.
• Meriam Bofors 57 mm/70 : 1 pucuk,
kecepatan tembakan 200 rpm, berjangkauan maksimum 17 km (9,3 mil laut)
dengan berat amunisi 2,4 kg, anti kapal, pesawat udara, helikopter,
rudal balistik, rudal anti kapal, berpemandu tembakan Signaal WM-28.
• Meriam Bofors 40 mm/70 : 1 pucuk,
kecepatan tembakan 300 rpm, dengan jangkauan maksimum 12 km (6,6 mil
laut) dengan berat amunisi 0,96 kg, anti kapal, pesawat udara,
helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
• Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU)
Rheinmetall 20 mm : 2 pucuk, kecepatan tembakan 1000 rpm, dengan
jangkauan efektif 2 km dengan berat amunisi 0,24 kg, anti pesawat udara,
helikopter.
Persenjataan :
Penggunaan
C-802 pada KRI Mandau sempat membuat efek deterence yang besar pada
kapal ini, meskipun baru mengaplikasi tabung peluncur pada buritan
kapal.
TNI-AL merencanakan mengganti rudalnya dengan dengan rudal anti-kapal C-802 Saccade buatan Cina. Setiap
kapal dirancang untuk dilengkapi dengan dua rudal C-802 Saccade yang
sepanjang 6.39 meter, panjang sayap 1.22 meter, seberat 715 kg. Rudal ini memiliki jarak serangan 120 km (melebihi Exocet) pada kecepatan 0.9 Mach. Rudal ini juga dilengkapi radar yang mampu mengatasi sistem penangkis elektronik (Electronic Counter measure - ECM).
KRI Mandau (621) dibuat pada 1979.
KRI Mandau 621 |
KRI Rencong (622) dibuat pada 1979.
KRI Rencong 622 |
KRI Badik (623) dibuat pada 1980.
KRI Badik 623 |
KRI Keris (624) dibuat pada 1980.
KRI Keris 624 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar