Dari beragam alutsista (alat utama sistem senjata) lawas milik
TNI-AD, khusus di korps kavaleri, nama panser Ferret tentu harus
diperhitungkan. Bersama dengan panser Saracen dan Saladin, Ferret
didatangkan pada periode tahun 60-an. Bersama panser Saracen dan Saladin
pula, Ferret turut menjadi saksi sejarah pergolakan saat revolusi di
tahun 1965. Pada dasarnya Ferret dirancang sebagai kendaraan intai,
kawal dan pemandu tempur tanpa kemampuan amfibi. Untuk itu Ferret dibuat
dengan desain body yang mungil, tujuannya agara ”si Musang” ini dapat
bergerak cepat dan lincah.
Dilihat dari body nya yang imut untuk ukuran alat temput, Ferret
hanya diawaki oleh dua orang, yakni pengemudi dan komandan yang
merangkap sebagai juru tembak. Untuk urusan senjata, tentu Ferret harus
tahu diri, panser ini standarnya hanya dibekali senapan mesin kaliber
7,62 mm dalam kubah putar. Tapi beberapa negara pengguna Ferret juga
berhasil melalukan pengembangan agar Ferret tampil lebih galak.
Contohnya seperti kemampuan Ferret menggotong rudal anti tank Vigilant
dan merian tanpa tolak balik. Untuk menunjang kemampuan tempur, Ferret
menggunakan tipe ban run flat, tipe ban ini memungkinkan ban tidak
langsung gembes bila terkena tembakan.
Setelah mengabdi selama 60 tahun di republik Indonesia, Panser
besutan pabrik Alvis, Inggris ini masih digunakan hingga kini oleh Korps
Kavaleri di lingkungan Kostrad. Ferret masuk dalam kompi intai kavaleri
dan dalam tiap misi tempur, sudah umum bila Ferret-lah yang maju
terlebih dahulu untuk memonitor situasi dan kemudian melaporkan hasil
pantauan ke komando atas. Indonesia sendiri dikabarkan memiliki 55 unit
Ferret tipe Mk1/2. Sejalan dengan perkembangan, Ferret milik TNI-AD
sudah di retrofit, teruma dengan penggantian dari mesin bensin ke mesin
diesel.
Spesifikasi
Negara pembuat : Inggris
Berat : 3,7 ton
Panjang : 3,7 meter
Lebar : 1,91 meter
Tinggi : 1,88 meter
Awak : 2 orang
Senjata utama : 7,62 mm
Suspensi : 4×4
Jarak tempuh : 306 Km
Kec max : 93 Km/jam
Mesin : Rolls Royce B60 6 silinder (mesin bensin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar